Dalam kondisi krisis ekonomi proporsi pengeluaran penduduk untuk membeli barang konsumsi makanan mengalami peningkatan cukup tinggi yang mengindikasikan telah terjadinya penurunan tingkat kesejahteraan penduduk yang cukup signifikan. Kalau sebelum krisis ekonomi tahun 1996 sekitar 55,34% pengeluaran untuk konsumsi penduduk digunakan untuk membeli makanan, maka dalam kondisi krisis ekonomi 1999 angka tersebut meningkat menjadi 62,94%. Bahkan peningkatan ini melebihi angka tahun 1993 yang berarti tingkat kesejahteraan penduduk 1999 dapat dikatakan masih dibawah tahun 1993. Fenomena yang sama terjadi pula untuk penduduk perkotaan dan pedesaan.