No image available for this title

Krisis ekonomi dan sektor informal



Berdasarkan teori pull-factor dalam imigrasi secara gamblang dijelaskan, bahwa daya tarik perkotaan akibat kesenjangan wilayah menjadikan penduduk pedesaan melakukan migrasi ke kota(urbanisasi). Perkotaan menjadi pilihan utama bagi penduduk pedesaan atau pinggiran untuk menyelamatkan diri dari tekanan kemiskinan, sehingga arus urbanisasi sungguh mustahil untuk dicegah keberadaanya. Hal inilah yang akhirnya memunculkan usaha-usaha informal di perkotaan yang semakin lama berkembang luas. Dalam kondisi demikian sungguh kurang fair melakukan vonis terhadap mereka sebagai sumber kekumuhan perkotaan. Pengertiaan sektor informal adalah golongan usaha berskala kecil yang umumnya terdiri dari para pedagang kaki lima, pemulung, usaha industri kecil, kerajinan rumah tangga dan sejenisnya. Sifat kegiatannya sporadis, kurang terorganisir, lemah dalam akses modal, sangat kompetitif, menggunakan bahan baku lokal, bersifat padat karya, tidak berafiliasi ke pemerintah. Studi tentang sektor informal sudah banyak dilakukan. Pertama kali diperkenalkan oleh Keith Heart dalam suatu diskusi tentang pengangguran di perkotaan di Ghana, September 1971(World Development Report 1978, Vol.6, No.9). Dalam penerbitan ILO tahun 1972 tentang World Employment Programme, istilah sektor informal dimunculkan lagi dengan definisi mudah dimasuki (kompetitif), menggunakan sumber lokal, dimiliki oleh keluarga, padat karya, ketrampilan diperoleh di luar bangku sekolah, tidak diatur pemerintah (mandiri).


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit : .,
Deskripsi Fisik
p.1C - 4C
Bahasa
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this