No image available for this title

Djoko Susanto



Pada sekitar 15 tahu yang lalu, tak pernah terlintas secuilpun dibenak Djoko Susanto menjadi bos beberapa perusahaan besar yang mengelola aset lebih dari Rp. 10 triliun. Jangankan berangan-angan, mimpi menduduki kursi direkturpun diharamkannya. Alasannya sederhana saja. Ia termasuk salah seorang korban politik pemerintah yang melarang keberadaan sekolah-sekolah tionghoa. Ketika kebijakan itu diterapkan pada 1966 setelah malapetaka G 30 S PKI, pria kelahiran Jakarta pada 9 Februari 1950 ini baru duduk di kelas I sebuah sekolah Tionghoa di bilangan Kebon Kelapa Jakarta. Kini, kendati telah menjadi sosok sukses, pwenampilan pria yang dua kali dalam setahun selalu menyempatkan diri berlibur sambil menengok rumahnya di San Fransisco, Amerika Serikat ini tergolong biasa-biasa saja. Ia lebih banyak berkantor di sebuah ruangan yang relatif sederhana di kantor pusat PT Alfa Retalindo Tbk, di Cikokol, Tangerang.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit : .,
Deskripsi Fisik
p. 18-25
Bahasa
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this