Apakah Islam memiliki konsep ekonomi? Pertanyaan ini wajar saja muncul karena perkembangan pemikiran ekonomi saat ini didominasi oleh pemikiran Barat. Berbagai literatur ekonomi Barat tidak pernah menyebutkan kontribusi Islam dalam pemikiran ekonomi. Mereka (Barat) tidak pernah memberikan penghargaan yang layak atas kontribusi peradaban lain dalam memajukan kehidupan peradaban manusia. Para sejarawan Barat, misalnya, dalam menulis sejarah ekonomi menyatakan bahwa periode antara Yunani dan Skolastik adalah steril dan tidak produktif. Pengabdian dunia Barat atas kontribusi Islam terhadap pemikiran ekonomi juga oleh umat Islam yang tidak mengartikulasikan kontribusi ekonomi Islam tersebut secara memadai.
Padahal, pemikiran ekonomi Islam bisa dikatakan sesuai dengan Islam itu sendiri. Hal ini bisa dilihat dari berbagai praktik dan kebijakan ekonomi pada masa Rasulullah Saw. dan al-khulafa al-Rasyidin merupakan contoh empiris yang dapat dijadikan pijakan bagi para pemikir, praktisi dan cendikiawan muslim dalam melahirkan teori ekonominya. Konsep ekonomi pada waktu itu berdasarkan pada hukum Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah nabi. Kendatipun belum tersusun secara teoritis, praktik ekonomi pada masa-masa awal Islam memfokuskan perhatianya pada pemenuhan kebutuhan, keadilan, efisiensi, pertumbuhan dan kebebasan. Sebagian besar pembahasan isu-isu tersebut terkubur dalam berbagai khazanah hukum Islam yang tentu saja tidak memberikan perhatian khusus terhadap analisis ekonomi.
Buku Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi kedua ini merupakan salah satu upaya untuk mengungkap perkembangan sejarah pemikiran ekonomi Islam. Buku ini memfokuskan pembahasannya pada sejarah perekonomian umat Islam pada masa awal pemerintaha Islam dan pemikiran ekonomi para cendikiawan muslim pada masa klasik dan pertengahan Islam.