Tulisan ini membahas tentang pengaruh
share repurchase terhadap kekayaan shareholder yang ditinjau dari ada
tidaknya abnormal return dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode
yang digunakan adalah event study. Selain itu, hal lain yang dibahas
adalah tentang wealth transfer dari bondholder kepada shareholder.
Penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang melakukan share repurchase
pada kondisi pasar yang stabil. Dari 110 pengumuman share repurchase,
hanya 46 pengumuman yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian ini selama periode 2001-2012. Adanya abnormal return yang
diperoleh pemegang saham dalam peristiwa share repurchase ini, ditandai
AAR (average abnormal return) dan ACAR (average cumulative abnormal
return) yang positif dan signifikan pada saat keterbukaan informasi
dilakukan. Hal ini membuktikan adanya wealth effect yang dialami oleh
para pemegang saham. Hasil penelitian ini menunjukkan, variabel
independen FCF (free cash flow) dan RUNUP (cumulative excess return)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen CAR
(cumulative abnormal return). Penelitian ini juga membuktikan tidak
terjadinya wealth transfer dari bondholder kepada shareholder. Hasil ini
berbeda dengan expropriation theory yang menyatakan adanya wealth
transfer. Hal itu bisa dilihat dari peringkat prediksi dan peringkat
aktual yang sebagian besar tidak mengalami perubahan pada periode
setelah perusahaan melakukan share repurchase. Terkait pengaruh krisis,
penelitian menunjukkan perbedaan hasil antara pengaruh share repurchase
terhadap shareholder dan bondholder. Pengaruh share repurchase terhadap
bondholder, efek krisis itu tidak terasa. Dengan demikian, penelitian
ini menunjukkan bahwa adanya abnormal return yang diperoleh oleh
investor dan variabel free cashflow dan Cumulative excess return
terbukti berpengaruh terhadap CAR secara signifikan. Selain itu, tidak
ada wealth transfer antara bondholder dan shareholder.