Jumlah
penduduk Kota Semarang terus meningkat pada beberapa tahun terakhir dan diikuti
dengan kesejahteraan ekonomi yang mendorong kebutuhan akan transportasi yang
berbeda dari sebelumnya. Jika awalnya industri taksi di Kota Semarang
didominasi oleh pelaku bisnis lokal, pada tahun 2008 masuklah taksi Blue Bird
ke Kota Semarang sebagai pemain baru yang berjaringan nasional. Masuknya Blue
Bird saat itu memancing demo dari pelaku usaha lama. Setelah beberapa tahun ada
di Kota Semarang, penelitian ini berusaha menggali informasi dan dinamika
perilaku konsumen jasa taksi di Kota Semarang setelah adanya Blue Bird sebagai
penantang taksi-taksi yang telah ada di kota Semarang waktu itu.


Desain
penelitian yang dijalankan adalah desain penelitian konklusif berupa penelitian
deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Penelitian deskriptif
dijalankan dengan maksud untuk mendapatkan deskripsi mengenai karakteristik
pasar. Target populasi dari penelitian ini adalah penduduk Kota Semarang.
Sampling frame ditentukan hanya berdasarkan tempat tinggal domisili di Kota
Semarang (memiliki KTP Semarang).  Teknik
pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan menggunakan quota sampling
yaitu dengan kriteria keterwakilan masing-masing kecamatan sejumlah 16 di Kota
Semarang. Ukuran sampel ditentukan sebanyak 100 orang responden.


Hasil
dari penelitian memperlihatkan berubahnya perilaku konsumen jasa taksi di Kota
Semarang diantaranya dengan taksi Blue Bird yang telah menjadi Top of Mind
diantara penduduk Kota Semarang. Selain itu ditemukan beberapa informasi yang
dapat digunakan oleh pemain usaha taksi di Kota Semarang untuk merancang
strategi segmentasi, positioning lalu strategi pemasaran dan bagaimana
mengembangkan merek.


Kata Kunci : Bisnis
Jasa Taksi, Perilaku Konsumen, Strategi Pemasaran, Strategi Merek