Net Promoter Score tahun ini relatif stagnan, bahkan cenderung menurun. Ini akibat di semua industri terjadi kemandekan dalam membuat kreativitas dan terobosan untuk menciptakan customer experience yang baru.
Setidaknya ada dua analisis mengapa Net Promoter Score (NPS) tahun ini stagnan:

• Pertama, perusahaan kehilangan kemampuan berinovas dalam melayani pelanggan sehingga pelanggan merasakan semua merek di dalam satu kategori terjebak memberikan hal yang sama tiap tahun.
• Kedua, perusahaan mengartikan loyalitas sebagai "sogokan finansial" atau bribery loyalty sehingga pelanggan hanya akan loyal jika diberi tawaran insentif keuangan.

• Indonesia Net Promoter Score (NPS) & Net Emotional Value (NEV) 2017
• Top All Category NPS 2017
• Pemenang baru NET Promoter Score 2017
• Pemenang lebih dari satu kategori

• Rata-rata Net Promoter Score (NPS) tahun ini masih bernilai negatif yang menggambarkan porsi pelanggan detractor lebih banyak dibandingkan pelanggan promoter
• Pada tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya terjadi upaya-upaya untuk menciptakan customer experience yang positif, meski hasilnya masih belum menggembirakan (nilai NEV masih stagnan)
• Seperti hasil survei tahun-tahun sebelumnya, porsi pelanggan passive masih dominan dan cenderung naik
• Hampir disemua industri sudah terjadi kemandegan dalam membuat kreativitas/terobosan-terobosan untuk membuat customer experience yang baru. menciptakan promoter tidaklah mudah, terlebih di masa krisis sekarang ini.
• Mengelola existing customers atau menjaga pelanggan yang sudah ada harus dikelola lebih baik lagi karena di saat perekonomian sulit seperti saat ini tak mudah melakukan akuisisi pelanggan baru
• Dengan menjaga pelanggan yang sudah ada, maka diharapkan merekalah yang akan menjadi promoter sebuah merek