Standar Akuntansi Keuangan (SAK) efektif per 1 Januari 2017 merupakan kompilasi produk pengaturan akuntansi yang diterbitkan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI), khususnya yang terkait proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS). SAK mencakup pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), dan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
 


SAK efektif per 1 Januari 2017 merupakan wujud kerja nyata DSAK IAI dalam memenuhi komitmen konvergensi IFRS di Indonesia. Sebagai kelanjutan dari program konvergensi IFRS tahap kedua, DSAK IAI telah menjaga komitmen perbedaan satu tahun, dimana SAK efektif per 1 Januari 2017 telah mengacu ke IFRS efektif per 1 Januari 2016.

Berbeda dengan SAK Efektif Per 1 Januari 2015, buku ini telah mencakup penyesuaian, amandemen, dan standar akuntansi baru hasil konvergensi IFRS yang berlaku efektif per 1 januari 2017 yang disahkan DSAK IAI selama tahun 2015 dan 2016. Standar akuntansi baru tersebut antara lain ISAK 30: Pungutan, dan ISAK 31 : Interprestasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi.


Sebagai tambahan, buku SAK ini juga dilengkapi dengan penyesuaian, amandemen, dan standar akuntansi baru hasil konvergensi IFRS yang berlaku efektif per 1 Januari 2018 seperti PSAK 2: Laporan Arus kas, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 46: Pajak Penghasilan, dan PSAK 69: Agrikultur.


Selain yang mengacu ke IFRS, SAK ini
juga dilengkapi dengan PSAK dan ISAK lain yang memberikan pengaturan
atas beberapa hal yang belum diatur dalam IFRS seperti akuntansi aset
dan liabilitas pengampunan pajak, kontrak asuransi kerugian dan jiwa,
pelaporan keuangan entitas nirlaba, hak atas tanah, dan transaksi
entitas sepengendali.