Hati dan jiwa Romo Kadarman sebagai pendidik, inspirator, perintis dan pengkader berbagai lembaga sosial kemasyarakatan, tidak lepas dari kehidupan dan panggilan hidupnya sebagai seorang pastor Yesuit. Hati jiwanya adalah Indonesia, eksplisit tercermin dari testimoni, "Saya bangga boleh menjadi warga negara Indonesia yang berdiri sendiri dan bangga boleh menjadi warga negara Indonesia karena cinta akan bangsa kita ini." Sesudah memperoleh KTP warga Indonesia, namanya berubah, lebih dikenal kemudian sebagai Romo Kadarman. Bangga dengan nama "Kadarman", ia berkata, "Kadarman berarti man of qualiti, diawali dengan huruf Belanda K, tidak jelas-jelas nama Timur atau Barat."

Nama Romo Kadarman dikenang sebagai ahli manajemen dan peduli pada manusia dan kemanusiaan, pendidik yang tegas, penuh inisiatif yang serba menerobos, peduli, pengkader kaum muda Indonesia. Seorang "pribadi yang memberikan teladan kepemimpinan transformatif, pemimpin yang mampu membuahkan pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan kreatif yang mendorong terjadinya transformasi sosial", "yang berjiwa merdeka dan menjalankan kaderisasi yang diilhami tokoh rohani, Santo Ignatius Loyola". Semua demi kemuliaan Allah yang lebih besar (ad Maiorem Dei Gloriam), motto Serikat Yesus.